KETERAMPILAN
DASAR KLINIK (KDK 2)
KEBUTUHAN
CAIRAN PADA ANAK
Disusun
Sebagai Tugas Kelompok
Keterampilan
Dasar Klinik Semester 2
DISUSUN
OLEH:
1.
CARMELITA
PATTY
13.006
2.
DEVI
RIYATI 13.008
3.
DWI
M. PUTRI 13.010
4.
FRENNY
I. T. N. 13.014
5.
GREACELA
S. 13.016
6.
JULIANA
URUS 13.019
7.
LEDY
BOROH T. 13.022
8.
MIRA
D. K. SUWITO 13.027
9.
NARTI 13.028
10. RIRIN A. S. POETRI 13.032
11. RITA MALANIA S. M. 13.033
12. RUFAIDAH 13.034
13. RUGAIA ALHAMID
13.035
14. RUTH IRIANI M. 13.036
15. WIRNA W. A. KONTA 13.044
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
sehingga makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Anak” dapat diselesaikan sesuai target yang
ingin dicapai oleh penulis.
Makalah ini dibuat untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai definisi,perhitungan, dan tindakan
pemenuhan kebutuhan cairan pada anak. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk
menambah wawasan bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak
W. Isir, B.Sc, S.Sos, MM selaku direktur.
2. Ibu
M. Wattimena, A.Kp, M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan.
3. Ibu
Sunaeni, M.Keb selaku ketua program studi.
4. Ibu
Adriana Egam, S.ST selaku dosen wali.
5. Ibu
Bahra, S.ST selaku dosen pengampu.
6. Seluruh
pihak yang telah membantu, khususnya pada penyusunan makalah ini.
Semoga usaha pembuatan
makalah yang telah dikerahkan ini dapat membuahkan hasil yang maksimal dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf, karena
sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Sorong, 24 Januari 2014
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………...
Daftar Isi …………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang …………………………………………...
B.
Rumusan Masalah ………………………………………..
C.
Tujuan Penulisan …………………………………………
D. Manfaat
Penulisan ………………………………………..
BAB
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit …………………..
B.
Jenis Cairan ………………………………….......................
C.
Rumus Berat Cairan Pada Anak
…………………………...
D.
Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan
………….
E.
Intake dan Output ………………………………………….
F.
Mengukur Intake dan Output
………………………………
G.
Kebutuhan Elektrolit ……………………………………….
H. Faktor yang
Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
…………………………………………………...
I.
Penyebab Terjadinya Gangguan
Keseimbangan pada Cairan Tubuh dan Elektrolit
……………………………………….
J.
Tindakan Untuk Mengatasi
Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit ……………...
K. Perhitungan
Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO ..
L. Menghitung Balance Cairan Pada
Anak …………………...
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………....
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………
|
i
ii
iii
1
1
2
2
3
4
5
6
7
9
10
10
12
13
16
16
18
18
iv
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara umum
terapi cairan dan elektrolit bias secara enteral maupun parenteral. Dalam
konteks perawatan anak sakit maka pembahasan terutama pada terapi secara
parenteral, karena biasanya intake peroral sangat tidak memadai dan hal ini
hampir rutin dikerjakan dalam sehari-hari di ruang perawatan anak.
Dalam keadaan
sakit sering didapatkan gangguan metabolism termasuk metabolisme air dan
elektrolit. Dikatakan bahwa perburukan maupun perbaikan keadaan klinis
penderita berjalan parallel dengan perubahan-perubahan pada variable
fisiologis. Sebagaimana kita ketahui bahwa anak bukanlah miniature dewasa, sehingga
terapi cairan dan elektrolit pada anak haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip
fisiologi sesuai tahapan tumbuh kembangnya dan patofisiologi terjadinya
gangguan metabolism air dan elektrolit.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana konsep kebutuhan cairan dan
elektrolit?
2.
Ada berapa saja jenis-jenis dari cairan?
3.
Bagaimana rumus menghitung kebutuhan
cairan pada anak?
4.
Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan
kebutuhan cairan?
5.
Apa saja yang tergolong kedalam intake
dan output cairan serta bagaimana rumus perhitungannya?
6.
Apa yang dimaksud dengan elektrolit?
7.
Faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan
cairan dan elektrolit?
8.
Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit?
9.
Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan
untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui konsep kebutuhan cairan dan
elektrolit
2.
Mengetahui jenis-jenis dari cairan
3.
Mengetahui rumus menghitung kebutuhan
cairan pada anak
4.
Mengetahui gangguan dari pemenuhan
kebutuhan cairan
5.
Mengetahui intake dan output cairan
serta bagaimana rumus perhitungannya
6.
Memahami definisi dari elektrolit
7.
Mengetahui Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
8.
Mengetahui gangguan dari pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
9.
Memahami tindakan yang dapat dilakukan
untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
D.
Manfaat
Penulisan
Makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.
Sebagai informasi mengenai kebutuhan
cairan pada anak.
2.
Menjadi pembelajaran bagi penulis agar
lebih baik dalam penulisan-penulisan berikutnya.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Konsep
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya.
Cairan tubuh
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Cairan
intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi
= 1:1.
Pada tubuh terdapat
hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan tubuh
manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar
75%, anak 70%, pria dewasa
57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total. Persentasi
yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh
diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal.
1.
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki
peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.
Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam
pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas.
3.
Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam
pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ± 400ml/hari.
4.
Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ
saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu, pengaturan keseimbangan
cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin
(hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron,
prostaglandin, dan glukokortikoid.
B.
Jenis Cairan
1.
Cairan
zat gizi (nutrien)
Pasien yang istirahat di tempat
tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien dapat diberikan
melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara
200-1500 kalori perliter.
Cairan nutrien terdiri atas :
Karbohidrat dan air
Asam
amino
Lemak
Tabel 1. Kebutuhan
Nutrien Air pada Anak
UMUR
|
BB
( Kg )
|
AIR
TOTAL 24 Jam( ml )
|
NUTRIEN
24 Jam( ml )
|
1 Tahun
|
9,5
|
1350
– 1500
|
120
– 135
|
2 Tahun
|
11,8
|
1600
– 1800
|
115
– 125
|
4 Tahun
|
16,2
|
1800
– 2000
|
100
– 110
|
6 Tahun
|
20,0
|
2000
– 2500
|
90
– 100
|
10 Tahun
|
28,7
|
2200
– 2700
|
70
– 85
|
14 Tahun
|
45,0
|
2200
– 2700
|
50
– 60
|
2.
Blood
volume expanders
Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang
berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma.
C. Rumus Berat Cairan Pada Anak
Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:
BERAT BADAN
|
KEBUTUHAN AIR/ HARI
|
1- 10
KG
|
100
ML/ KG BB
|
11-
20 KG
|
1000
ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG
|
>
20 KG
|
1500
ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG
|
Kebutuhan
cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:
·
Pada
anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan
cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
·
Pada
anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml
per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x
50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya
·
Pada
seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg
pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20
kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga
kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900
ml/hari
Contoh soal:
1. Berapa kebutuhan cairan normal per
hari untuk anak dengan berat 7 kg?
Diketahui:
kebutuhan air/hari untuk BB 1-10 kg = 100 ml/kg BB
Jawab
: 7 kg x 100 ml/kg = 700 ml/hari
2. Berapa kebutuhan cairan normal per
hari untuk anak dengan berat 12 kg?
Diketahui:
·
Kebutuhan
air/hari untuk BB 11-20 kg = 1000 ml + 50 ml/ kg
·
12
kg = 10 kg + 2 kg = 1000 ml + 2 kg
Jawab
: 1000 ml + (2 kg x 50 ml) = 1000 + 100 = 1100 ml/hari
3. Berapa kebutuhan cairan normal per
hari untuk anak dengan berat 50 kg?
Diketahui:
·
Kebutuhan
air/hari untuk BB > 20 kg = 1500 ml + 10 ml/kg
·
50
kg = 20 kg + 30 kg = 1500 ml + 30 kg
Jawab: 1500 ml + (30 kg x 20 ml) =
1500 + 600 = 2100 ml/hari
D.
Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan
Cairan
1.
Hipovolume
atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat
terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Ada tiga macam kekurangan volume
cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
a. Dehidrasi isotonic, terjadi jika
kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika
kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika
tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
2.
Hipervolume
atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan
cairan yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan
cairan pada interstisial).
E.
Intake dan Out Put
1.
Intake
Cairan
Tabel 3. Kebutuhan intake cairan
berdasarkan umur dan berat badan
No.
|
Umur
|
BB
(kg)
|
Kebutuhan
Cairan (ml)
|
2.
|
1
tahun
|
9,5
|
1150
– 1300
|
3.
|
2
tahun
|
11,8
|
1350
– 1500
|
4.
|
6
tahun
|
20
|
1800
– 2000
|
5.
|
10
tahun
|
28,7
|
2000
– 2500
|
6.
|
14
tahun
|
45
|
2200
– 2700
|
Pengaturan utama intake cairan
adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak sedangkan
rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi
angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang
mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi
haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.
2.
Output
Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui
empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses
pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar
1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun
sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL
terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah
berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat. IWL Dewasa : 15 cc/kg BB/hari. Sedangkan
IWL Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari
Tabel
4.
Besar IWL menurut usia.
Usia
|
Besar IWL (mg/kg BB/hari)
|
Baru lahir
Bayi
Anak-anak
Remaja
Dewasa
|
30
50-60
40
30
20
|
c. Keringat
Berkeringat
terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal
dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran
air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Hal
hal yang perlu di perhatikan:
1) Rata-rata cairan per hari
a) Air minum : 1500-2500 ml
b) Air dari makanan :750 ml
c) Air dari hasil oksidasi atau
metabolisme :200 ml
2) Rata- rata haluaran cairan per hari
a) Urin : 1400 -1500 ml
b) Iwl
c) Paru : 350 -400 ml
d) Kulit : 350 400 ml
e) Keringat : 100 ml
f) Feses : 100 -200 ml
F.
Mengukur Intake Dan Output
1.
Definisi
Merupakan suatu tindakan mengukur
jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan mengukur jumlah cairan
yang keluar dari tubuh (out put).
2.
Tujuan
Menentukan status keseimbangan
cairan tubuh dan tingkat dehidrasi klien.
3.
Prosedur
a. Menentukan jumlah cairan yang masuk
ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum, air dalam makanan, air hasil
oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar
dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat, feses, muntah, insensible water
loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh
klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan
G.
Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida),
yang semuanya disebut dengan ion.
1.
Komposisi
elektrolit
Komposisi elektrolit dalam plasma
sebagai berikut :
Natrium : 135 – 145 m Eq/L
Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L
Klorida : 100 – 106 m Eq/L
Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml
2.
Jenis
Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan
saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdir
dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonic disebut juga
normal saline yang banyak dipergunakan.
3.
Gangguan
/Masalah Kebutuhan Elektrolit
a. Hiponatremia, merupakan suatu
keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya
kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
b. Hipernatremia, suatu keadaan dimana
kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering,
oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering, dll.
c. Hipokalemia, merupakan suatu keadaan
kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan
sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
d. Hiperkalemia, merupakan suatu
keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada
pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai
dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
e. Hipokalsemia, merupakan kekurangan
kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot
dan karam perut, kejang,bingung, dll.
H.
Faktor
yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
1. Usia
Asupan
cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh
terhadap proporsi tubuh, luas ermukaan tubuh, kebutuhan metabolic, serta berat
badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan
dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa.
Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju
metabolic yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum matur dibandingkan
ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan
yang besar dari kulit dan pernapasan.
Tabel 3.
Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia.
Usia
|
Berat badan (kg)
|
Kebutuhan (ml)/24 jam
|
3 hari
1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
|
3,0
9,5
11,8
20,0
18,7
45,0
54,0
|
250-300
1150-1300
1350-1500
1800-2000
2000-2500
2200-2700
2200-2700
|
2.
Temperature
yang tinggi
Temperature yang tinggi menyebabkan
proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan
banyak kehilangan cairan.
3.
Diet
Apabila tubuh kekurangan zat gizi,
maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga
terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat
berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4.
Stress
Stress dapat memengaruhi pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH karena
pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya
glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air.
5.
Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak
sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan
cairan yang cukup.
I.
Penyebab Terjadinya Gangguan
Keseimbangan pada Cairan Tubuh dan Elektrolit
1.
Diare
Diare adalah frekwensi buang air
besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam satu hari .Biasanya
berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih
memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram.Diare merupakan keadaan
yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar.Di seluruh
dunia, 4 juta anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2.
Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulusginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteristreptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan
menderita uremia atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan
urea ke dalam pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki
karena terganggunya reabsorpsi air.
3.
Anoreksia
Anoreksia
nervosa(AN) adalah
sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat
badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat
badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.Karena kekurangan asupan makan
inilah, tubuh mengalami kekurangan garam mineral yang berakibat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh penderita.
4.
Gagal
ginjal akut (GGA)
Gagal ginjal adalah keadaan dimana
ginjal tidak dapat melakukan kerja sesuai dengan fungsinya. Berkaitan dengan
keseimbangan cairan, dengan ketidakmampuan ginjal melakukan fungsinya maka
keseimbangan cairan dalam darah tidak akan di filtrasi ataupun di reabsorbsi
oleh ginjal sehingga cairan tersebut masih akan bercampur dalam darah.
5.
Gangguan
pernafasan seperti kanker oesofagus
Pada kasus kanker oesofagus maka
akan menganggu system pencernaan terutama proses penelanan makanan yang
mengandung garam mineral dan air.
J.
Tindakan Untuk Mengatasi
Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit
1.
Pemberian
cairan melalui infuse
Pemberian cairan melalui infus
merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada
pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit, serta sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan.
a. Persiapan Bahan dan Alat :
Standar infuse
Perangkat infuse
Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan
ukuran
Pengalas
Tourniquet/pembendung
Kapas alkohol 70%
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan
b. Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.
Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan
menusukkan ke dalam botol infuse (cairan).
Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan
bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka
penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya.
Letakkan pengalas
Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
Gunakan sarung tangan
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah
keluar melalui jarum infus/abocath.
Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
Buka tetesan.
Lakukan desinfeksi dengan betadineÅ’ dan tutup dengan
kasa steril.
Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada
plester.
Catat respons yang terjadi.
Cuci tangan
c. Cara
menghitung tetesan infuse untuk anak:
Tetesan per menit (mikro)=(Jumlah cairan yang masuk)/(Lamanya infus (jam) )
Contoh: seorang pasien anak
memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam waktu 2 jam, maka tetesan
permenit adalah:
Jumlah tetesan/menit =250/2=125 tetes mikro/menit.
2.
Transfusi
Darah
Transfusi darah merupakan tindakan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan seperangkat alat transfusi
pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah
dan memperbaiki perfusi jaringan.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Standar infuse
2) Perangkat transfuse
3) NaCl 0,9%
4) Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
5) Jarum infus/abocath atau sejenisnya
sesuai dengan ukuran
6) Pengalas
7) Tourniquet/pembendung
8) Kapas alcohol 70%
9) Plester
10) Gunting
11) Kasa steril
12) Betadine
13) Sarung tangan
b. Prosedur Kerja :
o Cuci tangan
o Jelaskan pada pasien mengenai proosedur yang akan
dilakukan.
o Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan seperangkat transfuse
dengan menusukkannya.
o Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam perangkat transfusi
dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian.
Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan udaranya keluar.
o Letakkan pengalas.
o Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
o Gunakan sarung tangan
o Desinfeksi daerah yang akan disuntik
o Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
o Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah
keluar melalui jarum infus/abocath.
o Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang
tranfusi.
o Buka tetesan.
o Lakukan desinfeksi dengan betadineÅ’ dan tutup dengan
kasa steril.
o Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada
plester.
o Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar ± 15 menit, ganti
dengan darah yang sudah disiapkan.
o Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna
darah, identitas pasien, jenis golongan darah dan tanggal kadaluwarsa.
o Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian
transfusi.
o Catat respons yang terjadi.
o Cuci tangan
K.
Perhitungan
Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO
1. < 2 tahun
System 24 jam
4 jam I : 5 tts / KgBB / menit
20 jam II : 3 tts / KgBB / menit
2. > 2 tahun
System 8 jam
1 jam I : 10 tts / KgBB / menit
7 jam II : 3 tts / KgBB / menit
3. PEM
System 24 jam
1 jam I : 7 tts / KgBB / menit
13 jam II : 1½ tts / KgBB / menit
L.
Menghitung Balance Cairan Pada Anak
Menghitung
Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko
do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 – 3
tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7
tahun
: 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11
tahun
: 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14
tahun
: 5 – 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika
anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata
hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu
makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah”
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran
composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai
kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; muntah /24 jam
100 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil
pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000
cc
Infus : 1000
cc
AM
: 112 cc + (8 cc x 14 kg)
————————-
2112 cc
Out put
cairan: Muntah
: 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc
+ (30-3 tahun) x 14 kg
—————————–
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan –
Output Cairam
2112 cc – 1478 cc
+
634 cc
Sekarang hitung balance cairannya
jika suhu An x 39,8 °C
!
Penghitungan IWL pada kenaikan suhu
gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8
°C) Ã 36,8
°C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C
– 36,8 °C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc
Maka output cairan An X =
Muntah : 100 cc
Urin : 1000
cc
IWL : 978 cc +
————————-
2078 cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc –
2078 cc = 34
cc.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penderita anak sering mengalami gangguan homeostasis,
termasuk homeostasis air dan elektrolit. Perbaikan maupun perburukan keadaan
klinis berjalan parallel dengan perubahan-perubahan pada variable fisiologis.
Total cairan tubuh dapat diperkirakan dari berat badan.
Kebutuhan rumatan air dan elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar
melalui urine, feses, dan insensible losses. Jumlah total air dan elektrolit
dalam tubuh merupakan hasil dari pengaturan keseimbangan antara intake dan
output.
Penatalaksanaan cairan dan elektrolit pada penderita anak
didasarkan pada prinsip-prinsip fisiologi. Meskipun demikian ini tidaklah sama
halnya dengan membuat normal semua variable fisiologis, tetapi harus
mempertimbangkandasar penyebab gangguannya. Kegagalan dalam melakukan ini dapat
mengakibatkan harm kepada penderita.
B.
SARAN
Kebutuhan
cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu kita
sebagai manusia harus selalu bisa menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Jika terdapat ketidakseimbangan dalam cairan dan elektrolit di dalam tubuh akan berakibat pada
terganggunya semua sistem yang berkerja karena ketidakseimbangan ini akan
langsung mengganggu kerja sel yang merupakan penyusun terkecil dari jaringan.
Penjagaan keseimbangan cairan dalam tubuh ini bisa dimulai dengan minum air
putih 18 gelas sehari. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
DAFTAR
PUSTAKA
Lorin, Martin I. _____. Kumpulan Soal-soal Pediatri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo,
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tamsuri, Anas. _____. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta: EGC.
Uliyah,Musrifatul.
2008. Keterampilan Dasar Kebidanan
Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
_____________. _____. Terapi Inravena. Jakarta: EGC.
1 komentar:
Boleh download ga? Kalo blh ksh link nya ya di nurichue@gmail.com
Posting Komentar